Kerusuhan Solo Mei 1998, Potret Sejarah Kelam Soloraya merupakan judul dari sebuah artikel kami kali ini. Kami ucapkan Selamat datang di albaniatourism.info, Petualangan Memukau di Tanah yang Penuh Sejarah. Pada kesempatan kali ini, kami masih bersemangat untuk membahas soal Kerusuhan Solo Mei 1998, Potret Sejarah Kelam Soloraya.
Mei 1998 di Solo
Jadi pada Mei 1998 di Solo menjadi bulan yang menyimpan sejarah kelam bagi Indonesa, tak terkecuali masyarakat Soloraya. Namun bagaimana tidak, bersamaan dengan gaung reformasi dan lengsernya Soeharto sebagai Presiden RI kala itu, aksi kerusuhan pecah di Kota Bengawan. Awalnya, aksi mahasiswa yang terfokus di dua kampus besar (UNS dan UMS) untuk mendorong tuntutan reformasi di Indonesia. Namun, agenda tersebut berubah menjadi pergerakan massa yang tak di kenal. Akibatnya tragedi kerusuhan dan pembakaran terjadi pada 14-15 Mei 1998 di Kota Solo. Sejumlah pertokoan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi Solo pun tak lepas dari amukan, pembakaran dan penjarahan.
Tak hanya kerugian harta, sejumlah nyawa pun ikut terenggut sehingga menorehkan tinta merah dalam sejarah Republik Indonesia. Jadi kerusuhan di picu oleh krisis finansial Asia yang terjadi sejak tahun 1997. Akibat krisis berkepanjangan, sehingga mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut reformasi. Namun, mahasiswa dari berbagai kampus menentang pemerintahan Orde Baru dan menuntut Presiden Soeharto mundur.
Akibatnya tragedi kerusuhan dan pembakaran
Akibatnya tragedi kerusuhan dan pembakaran terjadi pada 14-15 Mei 1998 di Kota Solo. Sejumlah pertokoan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi Solo pun tak lepas dari amukan dan penjarahan, seperti di kutip dari albaniatourism.info. Tak hanya kerugian harta, sejumlah nyawa pun ikut terenggut sehingga menorehkan tinta merah dalam sejarah Republik Indonesia.
Berbagai lokasi yang di anggap menyimpan catatan penting ketika terjadi peristiwa Mei 1998. Contohnya gedung bekas dealer mobil Timor di Jl Slamet Riyadi, gedung bekas Purwosari Plasa atau Super Ekonomi (SE), Matahari Singosaren, Lippo Bank dekat Mangkunegaran, Ratu Luwes di Pasar Legi, kawasan Perdagangan Coyudan, serta Jl. Veteran hingga kawasan Gading.
Bukan itu saja, gedung Bank Central Asia (BCA) Gladak, Matahari Beteng Gladak, Ruko Ketandan, serta Makam Purwoloyo tak lepas menjadi sasaran massa yang bertindak brutal.
Berikut ini adalah foto-foto yang di dapat dari beberapa jurnalis, paling banyak dari beliau Mas Sunaryo Haryo Bayu (Solopos) sebagai surat kabar terdepan waktu itu di Soloraya tercinta.
Foto yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi Solo dan sekitarnya
Evakuasi korban dan perusakan dalam kerusuhan Mei 1998
Dampak kerusuhan
Dampak kerusuhan Mei 1998 di Kota Solo adalah rusak dan di bakarnya 27 pusat perbelanjaan, 217 toko, 287 mobil dan truk, 570 sepeda motor, 24 showroom, 12 rumah makan, enam perkantoran dan bank, dan lain-lainnya.
Korban tewas dalam tragedi ini setidaknya berjumlah 33 orang. Sehingga sebanyak 14 korban di Toserba Ratu Luwes, sisanya di Toko Sepatu Bata, Coyudan. selain itu bukan hanya itu, pascakerusuhan Mei. Setidaknya 50-70 ribu masyarakat kehilangan pekerjaan akibat perusakan dan pembakaran dalam kerusuhan Mei 1998 di Kota Solo.